Langsung ke konten utama

Postingan

KAFE KEBON, KAFE COZY EDUKATIF NUANSA ALAM

KAFE KEBUN, KAFE COZY EDUKATIF NUANSA ALAM   Kafe yang baru dibuka beberapa bulan ini menyita perhatian para milenial. Bukan hanya remaja tapi juga emak-emak milenial juga turut meramaikan. Konsep kafe cozy dengan view kebun bunga Jengger bernama latin Celosia   berwarna mencolok ini bertajuk Kafe Kebun. Tak jauh dari pusat kota Binjai, hanya 10 menit perjalanan. Sekitar 4 kilometeer dari stasiun kereta api Binjai. Akses kendaraan pun tak sulit, Anda bisa naik angkot Gumit 05 (naik dari Tugu Binjai), naik betor, atau yang paling mudah pesan angkutan online.  Berawal dari kegemaran sang pemilik kafe ,Zulham Junaidi (36) yang berprofesi sebagai penangkar  tanaman dan seringnya nongkrong di kafe, namun  kurang puas dengan lokasi yang kurang luas dan kaku ditambah kelihaiannya melihat selera pasar. Ia memberanikan diri membuka kafe dengan konsep hijau nan edukatif di lahan yang dulunya adalah lokasi pembibitan tanaman perkebunan. Khanza Garden Kafe Keb...

untukmu yang selalu ada dalam ingatan

UNTUKMU YANG SELALU ADA DALAM INGATAN CORY MARLIA Engkau tak seperti sang Chairil Yang ingin hidup 1000 tahun lagi Engkau bukan Sapardi Djoko Damono Yang mampu membius keromantisan dalam pias-pias hujan bulan Juni Engkau bukan seperti Taufik Ismail Yang menggebu dalam bait-bait sajaknya Bagiku Engkau sang pembelajar kehidupan tiada dua Sang pemberi tanpa harap diberi Sang penikmat cobaan dengan segala rasa syukur Duhai kau lelaki semampai penuh sahaja Pikirku melesap pada kuda-kudaan kayu merah yang sengaja kaubuatkan untukku semasa kecil dulu Dia saksi bisu bahwa kau pernah ada paling beruntung di dunia Duhai kau lelaki semampai penuh sahaja Laksana tersambar petir terdahsyat kuterima berita Bahwa kau kini tak disini lagi Kau tak membersamai kami lagi Duhai kau lelaki semampai penuh sahaja Bertubi kulangitkan do’a Kuhabiskan sisa-sisa air mata Demi fatiha

kepada para pejuang cinta

KEPADA PARA PEJUANG CINTA Kepada para pejuang cinta Sebenarnya aku enggan bercerita Aku lelah menunggu pelangi Aku lelah menunggu badai berhenti Ada tersisipi rasa sepi sepanjang menunggu waktu pagi kepada para pejuang cinta kulihat… ada yang setia menemani lalu sang pujaaan pula berhenti di persimpangan sebelah kiri hingga kini kau sabar meniti hari menyelinap dalam bilik-bilik buah hati wahai para pejuang cinta engkau lupa hari lelah bekerja sepanjang hari demi rizki memadai berharap anak-anak tak malnutrisi bolak-balik buku resep tak pernah eksekusi kepada para pejuang cinta semalam kudengar derai tawamu bercerita putra-putri tumbuh cerdas segera masuk kuliah lalu pagi tadi kudengar si bungsu menangis tak ingin ditinggal ibunya kerja ia lemah tak berdaya dengan infus ditangannya kepada para pejuang cinta kita punya sedih sendiri-sendiri air matapun punya versi berbeda-beda maka maknai lel...

KIRANA KEJORA DALAM 'YORICK'

YORICK, SEBUAH KISAH SEBUAH PERJALANAN Judul               : Yorick Penulis             : Kirana Kejora Penerbit            : PT Nevsky Prospekt Indonesia Cetakan           : III, Oktober 2018 Halaman          : 346 halaman Harga               : Rp 89.000                Membaca novel ‘Yorick’ membuat saya terkenang pada masa sekolah menengah pertama yang kalau diceritakan kebanyakan orang tidak percaya. Masa krisis moneter yang terjadi pada waktu itu memang berimbas pada semua lini-lini kehidupan. Tak terkecuali pada saya. Berjuang selama tiga tahun demi sekolah yang harus ditempuh sek...

BLOG REVIEW NOVEL "YORICK" KARYA KIRANA KEJORA

www.novelyorick.com MEMELUK SEDIH, MERANGKUL SEPI, MEMAKNAI KEHILANGAN Judul               : Yorick Penulis             : Kirana Kejora Penerbit           : PT Nevsky Prospekt Indonesia Cetakan           : III, Oktober 2018 Halaman          : 346 halaman Harga               : Rp 89.000                Kemanapun ia pergi, di situlah selalu hal-hal besar ia mulai tanpa mengakhiri (halaman 6). Karena menurutnya setiap hari adalah pagi. Waktu penuh semangat dimana setiap orang harus memulai segala aktivitas. Bangkit,maju, dan berjuang. Kisah perjuangan hidup seorang anak yang tumbuh...

HUJAN PAGI TADI

   Teruntukmu yang pernah melihat hujan yang sama denganku pagi tadi Lewat deretan ruko warna-warni Water  ledeng yang berubah fungsi Sebelum itu toko Tahiti masih anggun Berdiri Kota ini… mengisahkan cinta tanpa alibi Teruntukmu yang pernah melihat hujan yang sama denganku pagi tadi Aku tak mampu bersembunyi Menuliskan sajak-sajak hangat berselimut  literasi Melewati jembatan titi kembar yang kini tak kembar lagi Menyusuri jalan tugu yang kini punya traffic light Kota ini… Pernah mengisahkan tragedi Teruntukmu yang pernah melihat hujan yang sama denganku pagi tadi Aku tak enggan bersembunyi Menyaksikan kota ini begitu madani Sambil menikmati kacang rebus  di taman-taman penuh inspirasi Kota ini… berbalut pemuda-pemudi dengan semangat literasi    Teruntukmu yang pernah melihat hujan yang sama denganku pagi tadi Aku tak mau tersesat sepi Kota ini… Aku mencintai… (Binjai,...

BULAN, ANDAIKAN KAU DISINI

“Ayaaaaah……mainan adek rusak ditarik kakak…” teriak si bungsu yang berkejaran sembari menangis memegang mainan. “ Kakak jangan begitu dong sama adeknya, kembalikan  mainan adeknya, Ayah sibuk ini” jawabku sambil membolak-balik buku  resep masakan. Suasana rumah begitu tak terkendali.  “Ah…begitu repotnya mengurus rumah” gumamku dalam hati. Seketika aku menyeka peluh dan melihat ikan yang kugoreng menggosong dikuali. Suasana pagi yang tak kondusif ini hampir membuat kepalaku pecah.Sebulan sudah. Bulan…andaikan kau disini… Pertengahan Maret 2018, 6 bulan lalu             “Tali sepatu adek terlilit ini Bundaaa…ga bisa diikat…” rengek si bungsu. Dengan sigap Bulan membenahinya. “ Bunda, buku Bahasa Indonesia kakak mana?”.”Di laci putih nomor 3 dekat buku Matematika.” Aku yang juga terburu-buru sarapan sambil memakai sepatuku.  Kukecup kening Namira dan Lala tak lupa Bulan, istriku sembari pamit berang...