Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Puisi

untukmu yang selalu ada dalam ingatan

UNTUKMU YANG SELALU ADA DALAM INGATAN CORY MARLIA Engkau tak seperti sang Chairil Yang ingin hidup 1000 tahun lagi Engkau bukan Sapardi Djoko Damono Yang mampu membius keromantisan dalam pias-pias hujan bulan Juni Engkau bukan seperti Taufik Ismail Yang menggebu dalam bait-bait sajaknya Bagiku Engkau sang pembelajar kehidupan tiada dua Sang pemberi tanpa harap diberi Sang penikmat cobaan dengan segala rasa syukur Duhai kau lelaki semampai penuh sahaja Pikirku melesap pada kuda-kudaan kayu merah yang sengaja kaubuatkan untukku semasa kecil dulu Dia saksi bisu bahwa kau pernah ada paling beruntung di dunia Duhai kau lelaki semampai penuh sahaja Laksana tersambar petir terdahsyat kuterima berita Bahwa kau kini tak disini lagi Kau tak membersamai kami lagi Duhai kau lelaki semampai penuh sahaja Bertubi kulangitkan do’a Kuhabiskan sisa-sisa air mata Demi fatiha

kepada para pejuang cinta

KEPADA PARA PEJUANG CINTA Kepada para pejuang cinta Sebenarnya aku enggan bercerita Aku lelah menunggu pelangi Aku lelah menunggu badai berhenti Ada tersisipi rasa sepi sepanjang menunggu waktu pagi kepada para pejuang cinta kulihat… ada yang setia menemani lalu sang pujaaan pula berhenti di persimpangan sebelah kiri hingga kini kau sabar meniti hari menyelinap dalam bilik-bilik buah hati wahai para pejuang cinta engkau lupa hari lelah bekerja sepanjang hari demi rizki memadai berharap anak-anak tak malnutrisi bolak-balik buku resep tak pernah eksekusi kepada para pejuang cinta semalam kudengar derai tawamu bercerita putra-putri tumbuh cerdas segera masuk kuliah lalu pagi tadi kudengar si bungsu menangis tak ingin ditinggal ibunya kerja ia lemah tak berdaya dengan infus ditangannya kepada para pejuang cinta kita punya sedih sendiri-sendiri air matapun punya versi berbeda-beda maka maknai lel...

HUJAN PAGI TADI

   Teruntukmu yang pernah melihat hujan yang sama denganku pagi tadi Lewat deretan ruko warna-warni Water  ledeng yang berubah fungsi Sebelum itu toko Tahiti masih anggun Berdiri Kota ini… mengisahkan cinta tanpa alibi Teruntukmu yang pernah melihat hujan yang sama denganku pagi tadi Aku tak mampu bersembunyi Menuliskan sajak-sajak hangat berselimut  literasi Melewati jembatan titi kembar yang kini tak kembar lagi Menyusuri jalan tugu yang kini punya traffic light Kota ini… Pernah mengisahkan tragedi Teruntukmu yang pernah melihat hujan yang sama denganku pagi tadi Aku tak enggan bersembunyi Menyaksikan kota ini begitu madani Sambil menikmati kacang rebus  di taman-taman penuh inspirasi Kota ini… berbalut pemuda-pemudi dengan semangat literasi    Teruntukmu yang pernah melihat hujan yang sama denganku pagi tadi Aku tak mau tersesat sepi Kota ini… Aku mencintai… (Binjai,...